PROFIL DAN SEJARAH SINGKAT DESA SADAMANTRA
Terletak dibawah kaki gunung ciremai menjadikan suhu di Desa Sadamantra sangat sejuk, cocok untuk menghirup udara segar bagi yang bosan dengan hiruk-pikuk dunia perkotaan. Mayoritas mata pencaharian penduduk di Desa Sadamantra adalah petani, beberapa pertanian yang menjadi ciri khas adalah ubi jalar dan tanaman padi.
Potensi Desa Sadamantra sangat banyak, diantaranya adalah Bumi Perkemahan Raksabuana yang mulai dibenahi dan diberikan sentuhan agar bisa lebih memberikan layanan dan fasilitas yang prima. selain itu masyarakat desa yang ramah juga menjadikan siapapun yang datang ke Desa Sadamantra akan cepat merasa "betah" dan nyaman, ditunjang dengan rasa kekeluargaan dan gotong royong yang masih terjaga hingga saat ini.
Berikut ini sedikit sejarah Desa Sadamantra :
Diperkirakan sekitar tahun 1660 Masehi, ada utusan dari Keraton Cirebon semasa Pemerintahan Syech Sarif Hidayatulloh. Mengutus 3 (tiga) orang utusan untuk mengontrol wilayah kekuasaan Kesultanan Cirebon yang mencangkup wilayah Kabupaten Kuningan.
Ketiga (3) orang utusan tersebut yaitu Syech Maolana Magribi, Syech Noor Jati dan Buyut Marga Tapa. Ketiga (3) orang utusan tersebut sampailah disuatu tempat yang sekarang dikenal Pamijen yang terletak di RT.002 Rw. 001 Dusun Wage. Pada saat itu di tempat tersebut sudah ada penghuni (masyarakat) meskipun belum banyak dan kepercayaan masyarakatnya masih menganut agama Hindu / Budha.
Ketiga (3) utusan tersebut dalam perjalanannya beristirahat di suatu tempat yang dikenal sekarang dengan nama Pamijen, untuk melepaskan rasa lelah dan beberapa hari bermukim di daerah tersebut sambil menyebarkan agama Islam.
Diceritakan pada waktu itu pula ada seorang jawara sakti mandraguna yang memang sudah ada di daerah tersebut dengan beberapa orang muridnya.
Dalam percakapan dengan Buyut Marga Tapa, jawara tersebut bertanya maksud dan tujuan kedatangan para utusan dari kesultanan Cirebon. Dalam percakapannya para utusan pun mengajak jawara tersebut untuk memeluk agama Islam, dan akhirnya atas izin Allah SWT, jawara tersebut memeluk agama islam. Setelah jawara tersebut masuk agama islam Buyut Marga Tapa menyarankan agar jawara tersebut membersihkan diri dengan membuang semua ilmu kesaktian dan kedigjayaannya akan tetapi jawara tersebut menolak untuk tidak membuang ilmunya dan kalupun bisa membuang semua ilmunya tapi dengan syarat adu kekuatan.
Maka akhirnya atas izin dan kuasa Allah SWT Buyut Marga Tapa dapat melumpuhkan jawara tersebut serta membuang semua ilmu kesaktiannya. Maka tempat tersebut disebut PAMIJEN, yang artinya tempat pembuangan atau dibuangnya ilmu kesaktian sang jawara tersebut.
Kepada para utusan tersebut Syech Syarif Hidayatulloh memerintahkan agar tempat tersebut di namai “ Sida “ yang artinya Matih dalam bahasa sunda dan “ Mantra “ artinya Jampe atau Do’a. jadi “Sidamantra” artinya Do’a yang istajabah (diqobul).
Karena lidah orang sunda dan kebiasaan penyebutan maka dari kalimat “ Sidamantra “ menjadi “ Sadamantra ” penamaan tempat tersebut yang sekarang menjadi Desa Sadamantra terjadi pada tanggal 4 Muharam / Syuro 1081 Hijriyah / 1660 Masehi.
Sejak Tahun 1700 Masehi sampai dengan 1815 Masehi atau 115 Tahun pemerintahan di Desa Sadamantra dipegang oleh keturunan Bapak Buyut MARGATAPA. Dan dari Tahun 1816 sampai sekarang dipegang olek Kuwu-kuwu sebagai Kepala Pemerintahan Desa.
NAMA-NAMA KUWU (KEPALA DESA)
YANG PERNAH MENJABAT DI DESA SADAMANTRA
DARI TAHUN 1816 SAMPAI SEKARANG
Memerintah Desa dari tahun 1816s/d 1864
Memerintah Desa dari tahun 1865 s/d 1901
Memerintah Desa dari tahun 1902 s/d 1907
Memerintah Desa dari tahun 1908 s/d 1936
Memerintah Desa dari tahun 1937 s/d 1950
Memerintah Desa dari tahun 1951 s/d 1968
|
Memerintah Desa dari tahun 1969 s/d 1979
Memerintah Desa dari tahun 1980 s/d 1986
Memerintah Desa dari tahun 1987 s/d 2003
Memerintah Desa dari tahun 2004 s/d Sekarang
|
Terletak dibawah kaki gunung ciremai menjadikan suhu di Desa Sadamantra sangat sejuk, cocok untuk menghirup udara segar bagi yang bosan dengan hiruk-pikuk dunia perkotaan. Mayoritas mata pencaharian penduduk di Desa Sadamantra adalah petani, beberapa pertanian yang menjadi ciri khas adalah ubi jalar dan tanaman padi.
Potensi Desa Sadamantra sangat banyak, diantaranya adalah Bumi Perkemahan Raksabuana yang mulai dibenahi dan diberikan sentuhan agar bisa lebih memberikan layanan dan fasilitas yang prima. selain itu masyarakat desa yang ramah juga menjadikan siapapun yang datang ke Desa Sadamantra akan cepat merasa "betah" dan nyaman, ditunjang dengan rasa kekeluargaan dan gotong royong yang masih terjaga hingga saat ini.
Saat ini Pemerintah Desa beserta seluruh elemen masyarakat sedang bekerja sama mengembangkan budi daya buah markisa, yang mana nantinya akan menjadi olahan minuman segar dan produk lainnya khas Desa Sadamantra. Selain itu terdapat pula beberapa situs petilasan yang tersebar di Desa Sadamantra yang sekarang sedang digali dan dipelajari oleh Pemerintah Desa dan Stakeholder terkait. Diantara nama-nama situs tersebut antara lain ;
- Situs Batu Jangkung
- Situs Jati Kersa
- Situs Buyut Raksa Banyu
- Situs Buyut Raksa Bayu
- Situs Panca Rasa
- Situs Raksa Kuning/Geni
- Situs Raksa Benda
Selain Situs tersebut masih banyak situs lainnya yang belum tergali dan sampai saat ini Pemerintah Desa sedang mempelajarai lebih lanjut bersama stakeholder terkait.
Kepada Masyarakat Desa Sadamantra yang memiliki benda sejarah atau dokumen sejarah yang terkait dengan perkembangan desa, baik foto, dokumen atau benda-benda sejarah lainnya bisa menghubungi admin di kantor desa untuk dipelajari dan dirawat sebagaimana mestinya agar tidak hilang begitu saja.
Terimakasih~
Alamat kantor Desa Sadamantra:
Jl. Yamar No. 103 Dusun PON RT 05 RW 02
Balai Desa Sadamantra
Email : pemdes.sadamantra02@gmail.com
Sadamantra. 2 Nov. 2020